tab view

teks jalan

Selamat Datang di Computer Education Center Yasaba.Com Blog Sederhana Untuk Bangsa

Translation

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Apa yang anda inginkan?

Jumat, 19 November 2010

Kekuasaan; Sumber, unsur dan Bentuk Kekuasaan

Pengertian Kekuasaan
Proses mempengaruhi perilaku juga berkaitan dengan Kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Manusia memiliki bermacam-macam keinginan dan tujuan yang ingin sekali dicapainya. Untuk itu dia sering merasa perlu untuk memaksakan kemauannya atas orang atau kelompok lain. Kekuasaan menurut Robert M. Maclver adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan alat dan cara yang tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan (relationship), dalam arti bahwa ada satu pihk yang memerintah dan ada pihak lain yang diperintah (the rule and the ruled).
Sumber- sumber Kekuasaan
Setiap manusia sekaligus merupakan subyek dari kekuasaan dan obyek dari kekuasaan. Misalnya, seorang presiden membuat undang-undang (subyek dari kekuasaan), namun disisi lain ia pun harus tunduk kepada undang-undang (objek dari kekuasaan). Sumber kekuasaan terdapat dalam berbagai segi, antara lain :
  1. Kekerasan Fisik (misalnya seorang polisi dapat memaksa penjahat untuk mengakui kejahatannya karena dari segi persenjataan, polisi lebih kuat)
  2. Kedudukan (seorang komandan terhadap bawahannya ; seorang menteri dapat memecat pegawainya yang korupsi atau memutasikannya ke tempat lain ).
  1. Kekayaan (misalnya, seorang pengusaha kaya mempengaruhi seorang politikus dengan kekayaannya)
  2. Kepercayaan (misalnya, seorang ahli agama (Ulama/pendeta,biksu) terhadap umatnya)
Unsur-unsur Kekuasaan
Unsur-unsur kekuasaan terdiri dari beberapa hal, antara lain :
  1. Wewenang : adalah kekuasaan yang resmi, mengandung keabsahan (legitimacy), melalui suatu proses pengangkatan, adanya surat tugas. Keabsahan adalah konsep bahwa kedudukan seseorang atau kelompok penguasa diterima baik oleh masyarakat, karena sesuai dengan azas-azas dan prosedur yang berlaku dan yang dianggap wajar. yang berlaku
Contoh : Seorang atasan mempunyai hak dan kewajiban menegur bawahannya ketika melakukan sesuatu yang menyalahi aturan. Misalnya dengan teguran secara lisan maupun tulisan (surat peringatan).
  1. Paksaan : adanya tekanan/ancaman/tuntutan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori Obidience, yang definisinya adalah patuh, perilaku seseorang yang disebabkan adanya tuntutan tertentu dari pihak lain (seperti orang tua,kelompok,lingkungan atau instansi pemerintah).
Contoh : Tindakan premanisme,, seorang preman yang merasa dirinya memiliki kekuasaan di suatu daerah, senantiasa dia bertindak semena-mena, misal dalam sebuah pasar,,seringkali dia meminta uang secara paksa kepada para pedagang yang berjualan disana.
  1. Manipulatif : adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem nilai. Manipulatif erat kaitannya dengan. Cuci Otak (Brain Wash) yang artinya adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya.
Contoh : Penipuan dalam angkutan umum,,pelaku senantiasa mempengaruhi targetnya dengan berbagai cara, agar si target bisa masuk kedalam jebakannya. Mereka juga menggunakan tindakan manipulasi agar si target bisa percaya pada kata-katanya.
  1. Kerjasama : adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan sangat akrab di telinga kita. Kata kerjasama adalah gabungan dari kata kerja dan sama, yang berarti bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang mereka ingin capai. Manfaat dari kerjasama adalah membuat sutu permasalahan atau pekerjaan lebih mudah.
Contoh : Dalam suatu lingkungan/kelompok kerjasama senantiasa terjadi diantara anggotanya . Misal kerjasama suatu kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal ini akan menimbulkan saling ketergantungan antara anggota kelom[ok yang satu dengan yang lainnya. Saling ketergantungan antar individu dalam satu kelompok ini disebut promotive interpendence (Deutsch. 1973)
  1. Upah dan prestasi kerja : prestasi kerja seseorang akan sesuai dengan upah yang dibayarkannya. Erat kaitannya dengan proses industri, perusahaan dan sebuah instansi.
Contoh : Seorang karyawan akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh atasannya, semata-mata bukan karena patuh terhadap atasannya tersebut, tapi melainkan karena upah/reward yang diberikan.

Bentuk-Bentuk Kekuasaan
Gagasan tradisional tentang kekuasaan difokuskan pada individu dan pelaksanaan kekuasaanya. Kekuasaan adalah sesuatu yang dipegang dan ditangani manusia, berdasarkan sumber-sumber kekuasaan tertentu. French dan Raven (1959)  menyatakan bahwa A dapat memiliki kekuasaan atas B berdasarkan pada lima jenis kekuasaan. Dasar-dasar kekuasaan ini dibedakan oleh arti tindakan A terhadap B dan hubungan yang mereka hasilkan:
1.       Kekuasaan memberi  ganjaran (Reward Power)
Adalah kekuasaan untuk memberi keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tentu hal ini bisa terlaksana dalam konteks bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahannya. Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu wilayah yang berprestasi, promosi jabatan, uang, pekerjaan yang lebih menantang dsb.
Contoh: Apabila seorang pegawai dapat bekerja melebihi target, maka karyawan tersebut akan mendapat insentif berupa uang.

2.       Kekuasaan yang memaksa (Coercive Power)
Yakni kekuasaan yang didasari karena kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak mematuhinya, akan ada efek negative yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya karena rasa senang-tidak senang, ataupun faktor-faktor subjektif lainnya.
Contoh: seorang pajurit dating terlambat saat bekerja, maka komandannya akan member hukuman.

3.       Kekuasaan yang sah (Legitimate Power)
Yakni kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga. Kekuasaan yang memberi otoritas atai wewenang (authority) kepada seorang pemimpin untu member perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh anak buahnya. Bisa berupa kekuasaan seorang jenderal terhadap para prajuritnya, seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya, ataupun seorang pemimpin perusahaan terhadap karyawannya.
Contoh: seorang dosen akan mulai memberikan materi saat isi kelas diam dan tenang, apabila di dalam kelas masih gaduh maka dosen tidak mau mengajar.

4.       Kekuasaan referen (Referent Power)
Adalah kekuasaan yang timbul karena kharisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah apabila saya mengagumi dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.
Contoh: dalam suatu partai politik, si B terpilih menjadi ketua partai tersebut karena ia dipandang sebagai pribadi yang baik, bersahaja dan mengayomi.
5.       Kekuasaan ahli (Expert Power)
Yakni kekuasaan yang berdasarkan karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal. Kekuasaan ini akan terus berjalan dalam kerangka sang pengikut memerlukan kepakarannya. Kekuasaan kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power dan legitimate power.
Contoh: seorang pasien percaya pada hasil diagnose dokter atas pentakit yang dideritanya, seseorang percaya pada seorang ilmuwan pada bidang, karena ilmuwan tersebut telah membuktikan hasil penelitiaanya.

Sumber:
http://nthatembem.blogspot.com/2009/10/penerapan-unsur-unsur-kekuasaan-dalam_07.html
http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_TyasVirginita/id_8426/title_bentuk-bentuk-kekuasaan/